Mungkin Nanti...

Pernah suatu hari, aku berniat membuat masakanku sendiri untuk dia

Ya dia, lelaki yang sudah bersamaku hampir setahun

Meskipun ini sudah pernah aku lakukan untuknya, tapi keinginan untuk membuatnya senang tak bisa lepas dalam benakku

Seperti apa kelak kita?

Saat seperti ini

Aku hanya bisa termenung dalam kesunyian yang menyapa

Ditemani iringan musik yang mengalun sendu

Layaknya suasana di dalam hatiku kini

the source of all my problems...

Ingin rasanya merenung sesaat

mengingat masalah yang terus muncul dalam pikiranku

yang tak dapat lagi aku pendam selama ini

Sesak

iya itu yang aku rasakan

30 hari Aku dan Kamu

tanpa sadar ini sudah melewati bulan pertama kita bersama
banyak cerita yang telah kita buat tanpa ada yang tahu siapa penulis cerita kita berdua
walaupun masih seumur jagung, tapi kita mencoba untuk tetap menjaga hubungan ini

Tak Terlupakan

aku tak pernah membayangkan ini akan terjadi pada diriku
Aku begitu merasakan hal yang sangat berbeda jika dia ada disampingku
Hanya kita berdua menikmati matahari sore
yang ingin kembali ke singgasananya

Curhatan bodoh!

hati ini terasa begitu sesak
ingin sekali mengeluarkan semua dalam bentuk tetesan air mata
tapi aku menolak melakukannya
aku sangat benci menangis, sungguh !

Tempat Ternyaman Yang Aku Miliki

pelukan yang kau tujukan padaku begitu melekat dipikiranku
tak dapat dilepaskan seperti halnya pelukan hangat itu
walau hanya semenit aku dapat merasakan perasaan tulus yang telah kau tanam
dikala mata kita saling bertemu,
Di dalam otak ku hanya terpikir ''bisakah aku melihat mata indah ini lebih lama lagi?''